Dua puluh dua tahun lalu, sempurna usiamu dua puluh dua, ahad 14 februari 1993 di waktu magrib kau lahirkan saya ke dunia dengan penuh perjuanganmu dan tenagamu..kau rawat saya penuh tabah dan iklas, ternyata Yang Mahakuasa menitipkan saya kepada malaikat yang benar-benar menyayangiku..(kata orang di sekitarku) dari kau lahirkan aku, saya sudah gendud dan lucu..hehe Kau ajarkan saya bagaimana berbicara ma..ma..ma…pa..pa..pa Kau ajarkan saya tengkurap, merangkak, bangkit perlahan dan memapahku berjalan dengan sabarnya, sehingga saya dapat berjalan sendiri. Tepat umur tiga tahun, kau titipkan saya ke daerah nenek,karena engkau harus bekerja, bahkan terkadang saya engkau ajak saya ke pasar untuk menemanimu berjualan. saya tidak aib walau harus kau boncengkan di depan dengan naik motor angsa butut warna biru.. Di umurku 5 tahun, engkau gendong saya melewati sawah, menuju ke sekolah TK pertamaku, dan kau mulai melepaskanku dan memberiku kepercayaan bahwa saya mampu tanpa harus slalu di sampingmu, di awal awal saya masuk sekolah itu saya menangis dikala engkau tinggal saya di sekolah. Karena saya harus bertemu dengan orang orang baru, termasuk orang yang ada di sampingku dikala ini. Rencana Yang Mahakuasa memang indah. Setelah itu saya menginjak sekolah dasar, saya masih selalu kau manjakan, sebab saya anak satu satumu. Kau ajarkan saya doa-doa sederhana, mengaji di TPA dan bagaimana sholat lima waktu yang benar. Umurku 11 tahun kau beri saya seorang adik kecil, dan dari situ kau ajarkan saya menjadi kakak yang baik. Umur 12 tahun saya masuk Sekolah menengah pertama, disana saya mulai mendapatkan teman-teman dengan pergaulan yang luas, kau ajarkan saya bagaimana saya harus memilih mana yang harus ku jadikan sahabat dan mana yang harus saya jadikan teman. Ketika masuk Sekolah menengah atas, dimana saya sudah mulai dewasa, tapi kau masih selalu mengawasiku, kau ajarkan saya bagaimana bergaul dengan baik. Termasuk mencintai seseorang yang baik dengan cara yang baik. Ketika saya akan memasuki sekolah tinggi tinggi pun, saya memilih untuk tetap disini bersamamu, walaupun kau merestui ku untuk ambil kuliah di kota lain. Tapi saya tau dari sorot matamu terlihat bahwa kau tidak lapang dada melepasku. Ibu..dari kecil kau ajarkan saya wacana banyak hal, wacana bagaimana saya harus berbicara dengan sopan dan baik dengan orang lain, bagaimana saya harus menghormati orang lain, berkata jujur, dan berpakaian yang baik. Memaafkan orang yang menyakitiku dan mengucapkan terima kasih kepada siapapun.kau ajari juga bagaimana saya harus menghargai hidupku yang singkat ini dan menghargai orang-orang di sekitarku. Kau yang selalu memberiku semngat dan membuatku lebih percaya diri. Kau ajarkan saya pula bagaimana saya harus kuat, tersenyum dikala ada orang yang menghinaku. Ikhlas dalam mendapatkan segala hal dalam hidupku dan bagaimana saya harus bersyukur kepada Yang Mahakuasa atas semua yang telah diberikan-Nya dalam hidupku. Di dikala saya sakit kau lah orang pertama yang panik mencarikan obat untuk kesembuhanku. Sekarang disaat ada sosok laki-laki disampingku kau selalu berpesan bahwa jalinlah relasi yang baik, sesuai yang diajarkan oleh keyakinan kita, kau berikan pula petuah-petuah bekal hidup untuk masa depanku kelak dikala saya sudah berkeluarga. Ibu, di usiaku 22 ini, saya merasa terlalu cepat semua berlalu, saya rindu dikala engkau gendong, peluk cium dan genggaman tanganmu dikala saya tidur. Aku ingin menyerupai dulu lagi, dikala masih kecil, yang saya tau hanya main saja, tidak ada masalah-masalah yang harus saya hadapi menyerupai dikala saya sudah remaja dikala ini. Tapi kau selalu ajarkan saya bagaimana saya harus tetap berpengaruh dalam setiap menghadapi semua masalahku. Terima kasih malaikatku, kau ajarkan semua wacana kehidupan, kau didik saya sampai saya menyerupai ini sekarang, saya hanya ingin membuatmu bangga, gembira saja sesungguhnya tidak cukup, tapi apa yang mampu ku beri, semua tidak akan cukup untuk membayar semua perjuanganmu, peluhmu, keringatmu selama dua puluh dua tahun ini. Semoga kau diberi umur panjang, sehat selalu. Dan kelak kau mampu melihat saya sukses dalam karir dan keluargaku nanti. Aminn.. Maaf belum mampu menjadi yang terbaik. Terima kasih Tuhan Engkau titipkan saya kepada seorang malaikat yang menyayangiku dengan tulus ikhlas, dan lagi Engkau pertemukan saya kepada sosok ibu yang begitu menyanyangiku sama hal nya menyerupai ibukku sendiri, ibumu :)
Ilmu perpustakaan Empat Puluh Empat Mu dan Dua Puluh Dua Ku di Dua Ribu Lima Belas :)
4/
5
Oleh
Unknown