Ehhm., lama juga gak ngutak atik isi blog ini hingga karenanya ada paksaan buat nulis lagi yang terpampang di papan pengumuman fakultas.
Perburuan inspirasi dimulai, mulai dari nongkrong di NBC, Sampoerna Corner hingga nyepi di koleksi serial perpustakaan Undip hingga karenanya FB menemukan aq dengan Mas Endhar yang memberi masukan untuk menulis wacana Perpustakaan Komunitas. Gak kelamaan berfikir karenanya kepikiran sebuah judul, Sustainability Perpustakaan Komunitas sebagai Sarana Pemberantasan 3B dan Peningkatan Literasi Informasi Masyarakat di Semarang. Berikut ini ialah ringkasanya:
Buta huruf menjadi duduk perkara serius bagi pemerintah Indonesia khususnya Semarang. Pemerintah masih terus berusaha memberantas 3B (buta aksara/ buta huruf, buta info dasar dan buta bahasa Indonesia). Pada tahun 2010 di Jawa Tengah angka buta huruf masih terbilang tinggi. Dari 1.553.778 penduduk Jawa Tengah setidaknya terdapat 10,05 % anak hingga usia 15 tahun yang masih buta aksara, 1,32 % di rentang usia 15 hingga 44 tahun dan 23,52 % penduduk usia 45 keatas masih buta aksara.
Tulisan ini mengajukan gagasan untuk menekan tingginya angka 3B termasuk di salamnnya ialah buta abjad melalui perpustakaan komunitas atau yang di Semarang lebih dikenal dengan istilah Rumah Pintar. Saat ini di Semarang tercatat ada 194 Rumah Pintar, 70diantaranya kurang aktif dan 16 sudah tidak aktif. Sangat disayangkan apabila perpustakaan yang merupakan sarana pembelajaran sepanjang hayat justru banyak yang tidak aktif alasannya kurangnya inovasi, pendekatan pengelola dan kurangnya perhatian masyarakat sekitar.
Melihat pentingnya tugas perpustakaan dalam sebuah komunitas harus ada inovasi-inovasi gres dalam mengelola perpustakaan biar keberadaan perpustakaan dapat terus terjaga. Perpustakaan harus berbenah diri dengan menggandeng pihak lain biar perpustakaan dapat bertahan dan berkembang. Kerjasama dapat dilakukan dengan pemerintah ataupun swasta di banyak sekali bidang aktivitas perpustakaan komunitas . Melalui kerjasama perpustakaan memperoleh banyak manfaat, diantaranya: 1). Efisiensibiaya dan waktu, 2). Menghindari overload alasannya begitu banyaknya sumber info yang ada 3). Membangun kebersamaan dan penguatan komunitas4). Explore Resources: lebih mudah menggali potensi yang ada di dalam komunitas 5). Percepatan pencapaian tujuan bersama. Agar dapat berjalan dengan maksimal, kerjasama perpustakaan harus melalui persiapan yang matang dengan didasari kebijakan yang jelas. Kerjasama dapat menguatkan keberadaan perpustakaan komunitas dan perpustakaan yang berpengaruh menjadi kawasan pembelajaran sepanjang hayat bagi komunitas penggunanya.
Untuk unduh full text goresan pena ini, silahkan klik KARYA TULIS ILMIAH ini. Semoga bermanfaat.
Ilmu perpustakaan Sustainability Perpustakaan Komunitas sebagai Sarana Pemberantasan 3B dan Peningkatan Literasi Informamsi Masyakat Semarang
4/
5
Oleh
Unknown